OPINI: Polri Menampik Badai Hingga di Usia 76 Tahun

 Oleh: Zulkifli Malik

Saat kita membahas tentang keberadaan kepolisian di republik ini, tentunya lembaga ini mempunyai tanggungjawab yang sangat besar, walau terkadang terlontar kritikan yang menyudutkan mereka bak badai menghantam dari segala arah.

Apalagi di era digital dengan sosial media (sosmed), kerap muncul informasi viral yang menunjukkan sisi-sisi buruk kinerja mereka, kendati kabar tersebut dominasi hoax.

Kondisi demikian tak membuat aparat hukum tersebut, menjadi ciut dalam menegakkan hukum serta melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat di tanah air ini.

Namun tak dipungkiri, adanya kelompok kelompok yang seolah enggan melihat lembaga penegak hukum ini berkerja untuk bangsa dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan rakyat dan selama ini seolah hendak diacak-acak dengan berbagai dalih yang tujuannya hanya untuk memojokkan kepolisian dalam menegakkan hukum.

Itulah gambaran wajah polisi kita saat ini. Dalam usianya yang ke-76 tahun, tepatnya 1 Juli 2022, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) masih diselimuti cerita-cerita yang tak sedap. Tentang polisi, semuanya seperti serba kelabu. Ini benar-benar sangat tidak adil dan kurang ada rasa hormat terhadap barisan aparat berbaju cokelat ini.

Seperti dalam memperkokoh keragaman tanpa perbedaan serta merawat keberagaman, peran polisi secara kita tak sadari sangat besar.

Polisi memang tak sempurna, tetapi ia terus berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik buat bangsa dan rakyat dengan berbagai program-program handal dengan menelorkan banyak aplikasi layanan yang transparan seperti dalam tataran konsep Polisi Presisi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

Sebagai Kapolri yang ke 25, ia menginginkan konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan) tidak hanya sekadar jargon. Namun, harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Hal inipun menjadi bukti kepedulian Pori ke masyarakat dan wujud kedekatan dengan rakyat. Bahkan terjadi perubahan besar dalam peningkatan pelayanan kepolisian yang membuat masyarakat termanjakan dengan program maupun aplikasi yang ada di seluruh unit satuan pelayanan kepolisian.

Menelisik kembali catatan sejarah kepolisian, sejak berdirinya secara resmi kepolisian Negara Republik Indonesia, 1 Juli 1946, kepolisian hingga saat ini tercatat 25 jenderal yang sudah menduduki jabatan Kapolri. Para jenderal inipun memaksimalkan diri untuk menjadikan lembaga kepolisian dekat di hati rakyat dengan merajut sinergitas dengan masyarakat.

Kapolri pertama dijabat Komisaris Jenderal Polisi Raden Said Soekanto
Tjokrodiatmodjo, menjabat 29 September 1945 hingga14 Desember 1959. Dua, Komisaris Jenderal PolisiSoekarno Djojonegoro menjabat 14 Desember 1959 hingga 30 Desember 1963. Tiga, Jenderal Polisi Soetjipto Danoekoesoemo, menjabat 30 Desember 1963 hingga 08 Mei 1965.

Empat, Jenderal Polisi Soetjipto Joedodihardjo menjabat 09 Mei 1965  hingga  15 Mei 1968. Lima, Jenderal PolisiHoegeng Imam Santoso hingga 15 Mei 1968 hingga 02 Oktober 1971. Enam, Jenderal Polisi Mohamad Hasan bertugas 03 Oktober 1971 hingga 24 Juni 1974.

Tujuh, Jenderal Polisi Widodo Budidarmo bertugas 26 Juni 1974 hingga25 September 1978. Delapan, Jenderal Polisi
Awaluddin Djamin bertugas 26 September 1978 hingga 03 Desember 1982. Sembilan, Jenderal PolisiAnton Soedjarwo bertugas 04 Desember 1982 hingga 06 Juni 1986. Sepuluh, Jenderal Polisi Mochammad Sanoesi bertugas sejak 07 Juni 1986 hingga 19 Februari 1991.

Sebelas, Jenderal Polisi Kunarto bertugas 20 Februari 1991 hingga 05 April 1993. Duabelas, Jenderal Polisi Banurusman Astrosemitro bertugas 06 April 1993 hingga 14 Maret 1996. Tiga belas, Jenderal Polisi Dibyo Widodo bertugas 15 Maret 1996 hingga28 Juni 1998. Empat belas, Jenderal Polisi Roesmanhadi bertugas 29 Juni 1998 hingga 03 Januari 2000.

Lima belas, Jenderal Polisi
Roesdihardjo bertugas 04 Januari 2000 hingga 22 September 2000. Enam belas, Jenderal Polisi Surojo Bimantoro bertugas 23 September 2000 hingga 29 November 2001. Tujuh belas, Jenderal Polisi
Da’i Bachtiar bertugas 29 November 2001 hingga 07 Juli 2005.

Delapan belas, Jenderal Polisi Sutanto bertugas sejak 08 Juli 2005 hingga
30 September 2008. Sembilan belas, Jenderal PolisiBambang Hendarso Danuri bertugas sejak 01 Oktober 2008 hingga
22 Oktober 2010. Dua puluh, Jenderal Polisi Timur Pradopo bertugas 22 Oktober 2010 hingga
25 Oktober 2013.

Dua puluh Satu, Jenderal Polisi Sutarman bertugas 25 Oktober 2013 hingga 16 Januari 2015. Dan Dua Puluh dua, Jenderal Polisi Badrodin Haiti bertugas 17 April 2015 hingga 14 Juli 2016. Dua puluh tiga, Jenderal Polisi Tito Karnavian bertugas 14 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019. Dua puluh empat, Jenderal Polisi Idham Aziz
bertugas 01 November 2019 hingga 27 Januari 2021. Dua Puluh Lima, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bertugas 27 Januari 2021 hingga saat ini.

Ke 24 Kapolri pendahulu Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, telah mampu membuktikan diri dan lembaga kepolisian bekerja maksimal untuk kemaslahatan rakyat dan bangsa, walau angin menerpa begitu kencang, namun mereka kokoh dala menjalankan roda kepemimpinan Bhayangkara.

Polisi sejak dahulu dikenal dekat dengan rakyat. Kedekatan itupun diperkuat Kapolri ke 25 melalui konsep “Presisi” (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan) yang kemudian diturunkan menjadi beragam kebijakan yang adaptif terhadap teknologi informasi dan mengedepankan pendekatan keadilan restoratif.

Terbukti, polisi makin dekat dengan masyarakat, pelayanan publik makin bagus, respons cepat, terukur, berkualitas, dan yang penting ialah mewujudkan rasa aman dan keadilan kepada masyarakat

Konsep polisi yang Presisi itu digagas Sigit sejak saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR. Gagasan itu berangkat dari temuan dan kajiannya terhadap hasil sejumlah lembaga survei tentang bagaimana masyarakat melihat polisi.

Selamat HUT Bhayangkara ke-76!!

Penulis adalah Kru Bulletin lantas.info

Ditlantas Polda Sulsel
Comments (0)
Add Comment